Silahkan chat dengan kami Admin akan membalas, mohon tunggu.
Bismillah, Ada yang bisa dibantu? ...
Mulai chat ...
Rumah Mleyok, Cikarang

Testimoni
"... pertama menggunakan arsitek online diliputi keraguan & was-was, namun ..."

Denah, Konsep dan Gubahan Massa Desain Renovasi Rumah Bapak Susanto, Kalimanah, Purbalingga

Berdasarkan data-data yang kami dapat di lapangan, data-data dari bapak Santo dan analisa desain, berikut adalah Konsep Desain Renovasi Rumah yang kami tetapkan :

1. Aspek Lingkungan

Yang di maksud aspek lingkungan adalah : pedoman/pijakan atau dasar dalam desain rumah sehingga adanya penyesuaian dalam berbagai segi terhadap lingkungan tapak dalam melokasikan bangunan rumah ini. Berdasarkan analisa yang sudah dilakukan, maka dapat diambil sebagai
dasar-dasar sebagai berikut :

  • Memanfaatkan ruang-ruang jalur sirkulasi kendaraan yang merupakan jalur utama ke arah Purbalingga sebagai arah orientasi utama bangunan rumah.
  • Mengakomodasi bentuk desain rumah yang menyesuaikan dengan bangunan-bangunan di sekitarnya. Dan, bangunan pengembangan Klinik Bersalin yang akan datang menjadi 'vocal point' dikarenakan lokasi lahan sangat strategis dari sisi bidang usaha.

2. Aspek Tapak

a. Orientasi Bangunan

Dalam menentukan desain rumah, orientasi bangunan ini berpijak pada pemikiran-pemikiran :


  • Menghindari orientasi bangunan ke arah matahari terbenam, yaitu ke arah Barat karena kurangnya sehat efek sinar matahari terbenam terhadap penghuni. Ini terlihat dengan sedikitnya bukaan-bukaan (jendela) ke arah Barat.
  • Orientasi bangunan untuk ruang-ruang private seperti ruang tidur adalah ke arah Timur, karena sinar matahari terbit adalah sehat untuk penghuni rumah. Akan tetapi ketika siang hari yaitu jam 11.00 ke atas akan terasa panas, hal ini sudah di antisipasi dangan adanya pohon-pohon rindang pada sisi Timur tapak.
  • Mengutamakan orientasi bangunan rumah ke arah ruang-ruang terbuka, untuk mendapatkan pandangan yang bagus baik dari tapak atau menuju tapak, yaitu ke arah Timur dan Utara.
  • Berusaha membuat orientasi bangunan rumah yang ke arah depan memberi kesan "selamat datang" (menerima) yang kesan tersebut juga dimiliki oleh rumah-rumah sekitar.

b. Pencapaian, Sirkulasi dan Zoning dalam Tapak.

Dasar-dasar desainnya adalah :

  • Memisahkan sirkulasi antara tamu dan penghuni, dengan adanya pintu masuk ruang tamu dan pintu masuk samping dan pintu garasi.
  • Begitu pula pengembangan yang akan datang dengan adanya Klinik Bersalin, menjadikan area klinik sebagai area publik.
  • Memisahkan sirkulasi untuk service (kegiatan pelayanan) di sisi Utara dan sirkulasi penghuni di sisi tengah ruang rumah yang terpusat di ruang-ruang semi publik seperti ruang keluarga, ruang makan dan pada bagian lantai atas rumah.
  • Zoning dalam tapak terbagi menjadi beberapa area ; Zoning Publik pada sisi depan (timur) tapak yang memang merupakan area akses dari depan (jalan) oleh publik. Zoning Private yaitu terletak di area Ruang Tidur Utama dan Ruang Tidur Anak pada sisi selatan rumah dan lantai atas. Zoning Service adalah pada sisi Utara dan Selatan seperti pada ruang-ruang Garasi, Dapur, Kamar Mandi, Ruang Cuci, Ruang Setrika dan Area Jemur. Zoning Semi Publik seperti Ruang Makan, Ruang Keluarga, dan Teras Dalam yang menghadap ke taman. Zoning Pengembangan Klinik di area Utara dan Timur sesuai permintaan Bapak Santo.

3. Aspek Bangunan

a. Bentuk Bangunan

  • Berusaha mengekspresikan citra penghuni sejauh yang kami kenal.
  • Sesuai dengan fungsi-fungsi di dalam bangunan rumah, yang dibagi menjadi :
    * Ruang-ruang Private dan Semi Publik seperti Ruang Tidur, Ruang keluarga, dsbnya     orientasi    lebih banyak ke dalam tetapi tidak menutup kemungkinan bentuk yang berorientasi     keluar untuk mendapatkan pandangan yang menyenangkan dan udara yang menyegarkan.
    * Ruang-ruang Service (Pelayanan) lebih banyak berorientasi ke dalam.
    * Ruang-ruang Publik seperti Ruang Tamu berorientasi ke area umum yaitu ke arah jalan.

b. Komposisi / Gubahan Massa

  • Berusaha menyesuaikan bentuk bangunan dengan lingkungan sekitar bersamaan pula memberikan karakter khusus pada bentuk bangunan rumah.
  • Untuk ruang-ruang Private dan Service dengan bentuk kemiringan atap yang mengarah ke Timur - Barat yang memberi respon terhadap arah tersebut yang dipengaruhi oleh orientasi jalur edar matahari.
  • Untuk Ruang Publik kemiringan atap ke arah jalan untuk memberi kesan "menerima", terkhusus pada bentuk atap Teras Depan yang kemiringan terbuka ke depan lebih memberi kesan "selamat datang". Bentuk ini mengadopsi sedikit gaya arsitektur 'minimalis Bali' , yang mudah-mudahan ini mencerminkan karakter penghuni.
  • Di samping Utara Teras Samping terdapat bentuk massa yang agak menjulang sebagai "sclupture" batu alam. Bentuk ini diharapkan sebagai "point of interest" atau "vocal point" yang menjadi pusat komposisi bentuk-bentuk massa bangunan yang lainnya.
  • Bentuk massa kotak pada ruang Kamar Mandi di sisi Timur adalah bentuk yang menyeimbangkan dengan bentuk massa menjulang di sisi Utara tersebut di atas.

c. Struktur, Konstruksi dan Bahan Bangunan.

  • Sistem Struktur dan Konstruksi yang dipakai adalah sistem struktur keumuman masyarakat Indonesia dalam membuat rumah yaitu sistim rangka kaku beton bertulang, pondasi lajur, dan rangka atap miring 35 derajat. Terkhusus area-area tertentu dengan kemiringan atap 10 derajat.
  • Bahan Bangunan
    * Mencerminkan suasana alam Tropis Indonesia, seperti batu alam, genteng, dsbnya
    * Tahan terhadap cuaca dan pemeliharaan yang mudah dan murah, disamping mudah di     dapat walau di pelosok daerah.
    * Mencerminkan karakter penghuninya.
    * Memperhatikan faktor-faktor kenyamanan dan kenikmatan bagi penghuni.

  • Modul
Memakai modul 3 meter antar kolom struktur untuk mendapatkan bentang struktur yang optimal.


4. Aspek Ruang

a. Ruang Dalam

Dasar-dasar desain ruang dalam rumah :

  • Kesatuan organisasi kegiatan.
  • Mempermudah hubungan antar kelompok kegiatan yang terdiri dari Publik, Semi Publik, Private dn Service (Pelayanan).
  • Adanya saling keterkaitan antar kelompok kegiatan sehingga terjadi saling menunjang, memperkuat dan memperlancar dari fungsi-fungsi kegiatan tersebut.
  • Berusaha memberi ukuran dan standar ruangan yang layak, tanpa mengindahkan masalah-masalah psikologis, privacy dan karakternya.

b. Ruang Luar

dibagi 2 macam :

  • Yang terbentuk karena komposisi massa bangunan, yaitu meletakkan massa bangunan di sisi Selatan Barat tapak sesuai letak bangunan lama, sehingga ruang luar lama masih terjaga keberadaannya.
  • Yang terbentuk karena pola penghijauan (landscaping), yaitu :
    * Memberi suasana teduh atau kesegaran dan alam tropis Indonesia.
    * Merupakan faktor atau elemen pengikat massa bangunan.
    * Sebagai pemisah atau pembatas sirkulasi yang sifatnya mengarahkan tanpa disadari.


5. Hal-hal Khusus

Ada beberapa hal khusus yang ingin kami sampaikan di sini, antara lain :

  • Desain kamar mandi yang kompak dan efisien dengan perlengkapan shower (pancuran air) tanpa bak untuk mandi. Desain ini adalah dengan tujuan penghematan air dan tidak repot setiap waktu untuk menguras bak kamar mandi.
  • Desain Kamar Mandi Utama dapat diakses melalui Ruang Tidur Utama yaitu ada dua di lantai bawah dan atas. Desain ini kami usulkan untuk lebih terjaganya privacy pemilik rumah sebagai suami - istri. Dan menjaga hal-hal yang tidak diinginkan untuk diketahui anak-anak berkaitan dengan muamalah suami – istri.
  • Adanya Teras Dalam di depan Ruang Keluarga adalah usulan kami, kami memandang bahwa sangat di sayangkan tapak yang begitu luas hijau menyegarkan bila tidak dapat di nikmati oleh penghuni rumah. Dengan adanya teras ini, sangat nikmat bila kita duduk-duduk di teras ini sambil menikmati pandangan ke arah Taman dan Kebun ditemanin secangkir kopi atau teh hangat sambil bercengkrama bersama keluarga.Tapi kalau bapak tidak setuju, kamipun siap meniadakan.
  • Area Pengembangan untuk Klinik Bersalin, kami rencanakan tampak bangunan dengan orientasi tepat menghadap ke jalan. Pertimbangannya adalah, agar merespon posisi jalan karena memang fungsi bangunan merupakan usaha jasa pelayanan yang akan memberi kesan menerima dan “siap melayani”
  • Adanya Void (lubang) antara Ruang-ruang Lantai Atas dan Ruang-ruang Lantai Bawah yang terletak di pusat rumah, sebagai wahana ruang komunikasi secara visual dan suara antara Atas dan Bawah. Sehingga, tidak ada sekat pemisah secara psikologis antara Atas dan Bawah.
  • Void ini juga menimbulkan kesan luas di dalam ruangan, memudahkan orientasi view (pandangan) ke arah ruang taman terbuka di sisi Utara yang akan memasukkan suasana segar ke
    ruang-ruang di dalam rumah.
  • Adanya ventilasi atas di atas lorong antara Ruang-rang tidur di lantai bawah, agar sirkulasi udara lancar di area tersebut. Ventilasi tersebut juga sebagai masuknya cahaya, sebagai ganti jendela lama ke arah ruang jemur yang sekarang sudah tertutup Ruang tidur yang digeser ke arah Selatan, karena dikhawatirkan area ini menjadi gelap.
  • Ruang Tangga akan dilengkapi dengan jendela-jendela artistik dengan orientasi ke Utara dan Timur, dimana ketika menuruni tangga sambil menikmati pemandangan luar dan void dalam yang menjadi pusat rumah.


- Selesai -