Silahkan chat dengan kami Admin akan membalas, mohon tunggu.
Bismillah, Ada yang bisa dibantu? ...
Mulai chat ...
Rumah Mleyok, Cikarang

Testimoni
"... pertama menggunakan arsitek online diliputi keraguan & was-was, namun ..."

Mengapa aku seorang Arsitek?

Tugas Akhir, lulus "cum laude"
Bismillah,
         
            Seseorang tak bisa lepas dari bakat yang telah ditaqdirkan padanya. Seseorang akan dimudahkan kepada kemana ia cenderung. Walaupun ia berusaha ke arah lain, maka ia akan sulit menjalani sesuatu yang memang itu bukan jati dirinya. Namun sebaliknya, ia akan kembali lagi dan kembali lagi kepada apa yang telah ditaqdirkan padanya secara bakat tadi. 

            Dalam bahasa 'marketing', apakah ini yang namanya 'brand image' yang akan terbangun secara alami ?

            Aku tidak mengatakan bahwa, aku berbakat menjadi seorang Arsitek, khususnya Arsitek untuk desain rumah. Tapi apa-apa yang aku ceritakan di sini adalah benar adanya. Dan aku meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala jika ada cerita yang menyimpang tidak sesuai dengan kebenaran. Dan cerita tentang aku ini, adalah bukti dari apa-apa yang mendasari bahwa seseorang tidak bisa lepas dari kecenderungannya (kalau memang terlalu arogan untuk dikatakan sebagai 'bakat').

            Nah, sebelum cerita tentang aku terkait dengan profesi arsitek tadi, akan dijelaskan mengapa aku ceritakan ini semua. Seseorang biasanya percaya pada seseorang, khususnya terkait dengan suatu profesi, kalau seseorang tersebut sudah pengalaman dan ahli dibidangnya. 

            Percaya apa tidak?

            Ini suatu pengalaman nyata saja, dan ini sering sekali dialami oleh orang-orang pada umumnya.
Begini, ketika aku baru lulus dari jurusan Arsitektur Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta aku melakukan hal yang biasa orang lakukan; yaitu mencari pekerjaan. Telah puluhan lamaran pekerjaan kulayangkan ke berbagai perusahaan. 

            Hasilnya? Nihil!.

            Akhirnya aku bisa bekerja di suatu perusahaan Australia yang berdomisili di Jakarta dengan koneksi kakakku yang bekerja di situ. Lamaran tetap di kirim, tapi itu hanya formalitas. Aku sudah pasti diterima di perusahaan itu.

            Hei! , menurutku, aku tak diterima di berbagai perusahaan kemaren-kemaren karena dalam surat lamaranku tidak tercantum 'pengalaman kerja'. Lha bagaimana tercantum, punya pengalaman kerja saja tidak. Jelas sudah sebabnya! Karena aku baru saja lulus. Dan bagaimana seseorang bisa berkembang kalau harus punya koneksi dulu. Hmmm ... betapa malangnya orang yang tidak punya koneksi dan pengalaman kerja. Maka tidak heran jika ada seorang sarjana di ibukota ternyata dia seorang sopir bajay!

            Lalu, bagaimana seseorang itu bisa diberi kesempatan untuk menunjukkan prestasinya jika tolok ukurnya ini? Begitu pula, bagaimana sketsarumah.com dengan sosok Rachmadi Tri Atmojo di balik layarnya dapat dipercaya jika timbangannya pengalaman kerjanya? Sebagian hasil karya sketsarumah.com memang adalah bukti. Tapi bukti ini  kuakui ini sangatlah sedikit dibanding dengan prestasi yang telah dibuat oleh arsitek-arsitek kondang di Indonesia.

            Maka, dengan latar belakang inilah aku dengan keyakinan mantap bahwa aku sangat-sangat berkepentingan banget menceritakan pengalaman 'kecenderungan'ku yang tak bisa aku lari dari bidang arsitektur rumah walaupun secara kwantitas sangat jauh dari pada arsitek-arsitek seusia saya.
Dengan mengetahui kisahku, setidaknya akan membangun rasa percaya Anda yang mungkin akan menjadi Klienku, sedikit demi sedikit kepadaku.Harapan terakhir tentunya terjadi hubungan kerja yang saling memberi manfaat antara Anda dan aku dalam hal desain rumah Anda.

            Baik, kita mulai ...

            Rachmadi Tri Atmojo terlahir dari pasangan Rachmanu Subagio dan Titiek Pujowati di kota Apel, Malang pada tanggal setahun sebelum adanya G30S PKI. Dia adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Dia anak laki-laki satu-satunya dari 3 bersaudara ini.Belum sempat besar, pindah ke Surabaya di daerah Magersari.

            Kemudian, karena ayahnya adalah seorang PNS Departeman Transmigrasi, dapat kemudahan menempati rumah temannya di kota Sidoarjo, Jawa timur. Di Sidoarjo inilah Rachmadi melewati masa kecilnya sampai klas 1 SD. Selanjutnya keluarga Rachmanu hijrah ke pulau Sumatra, tepatnya di kota Bengkulu. Rachmadi melewatkan masa belajar tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di kota Bengkulu.

            Ada satu peristiwa yang aku ingat sampai sekarang, yaitu ketika Rachmadi kelas 2 SD dia sudah mencoba menggambar perspektif suatu rumah tinggal. Dan dia bercita-cita menjadi insinyur Arsitek. Hal ini karena dia dibayang-bayangi oleh sosok pamannya yang ada di Malang. Pamannya ini adalah seorang Arsitek.

            Kemudian setelah itu Rachmadi meneruskan pendidikan Sekolah Menengah Atas di ibukota Jakarta. Lantas, berlanjut ke perguruan tinggi Institut Sains dan Teknologi Nasional. Dia di terima di Jurusan Arsitektur.

            Nah, disini aku mau bercerita kenapa Rachmadi mengambil Jurusan Arsitektur. Dia mengambil Jurusan Arsitektur bukan semata-mata asal ambil saja. Dia berpikir, kalau main ambil jurusan yang ternyata bukan bidangnya apa bisa lancar nanti kuliahnya? Oleh sebab itu, dia sebelum lulus dari SMA mencoba ikut TEST BAKAT di Jurusan Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta. 

            Mau tahu hasilnya? 

            Rachmadi dianjurkan memilih Jurusan Arsitektur untuk pilihan pertama. Sedang untuk pilihan alternatif dianjurkan dalam hasil test tersebut untuk memilih Jurusan Seni Rupa.

            Ketika Rachmadi kuliah di ISTN Jurusan Arsitektur, entah kenapa timbul perasaan kurang semangat dalam menjalani hari-hari kuliahnya. Dan ini dia rasakan bukan karena tidak cocok pada jurusan Arsitektur, tapi lebih kepada adanya permasalahan dalam kehidupannya.

            Menjelang akhir-akhir semester kuliahnya, Ayahnya berkata,"Kamu segera selesaikan kuliahmu, Bapak takut pensiun, kamu belum selesai kuliah dan Bapak tidak bisa membiayaimu lagi". 

            Tersentak seakan tersadar dari tidur panjang, maka Rachmadi segera sadar bahwa dia harus segera menyelesaikan kuliahnya.

            Maka sejak itu pula Rachmadi tancap gas, belajar, belajar dan belajar mengejar ketinggalannya. Dan anehnya dalam waktu singkat dia bisa menguasai ilmu-ilmu arsitektur yang terdapat pada mata kuliah-mata kuliah Arsitektur. Hal yang demikian membuat heran teman-temannya. 

            Hasilnya apa? 

            Rachmadi lulus "cum laude"(terbaik) meninggalkan teman-teman satu angkatan yang bersama-sama mengajukan Tugas Akhirnya. Bahkan lebih dari itu, mahasiswa terpandai waktu itu yang bernama Farminsyah Ucok (beliau saat ini sudah meninggal dunia) bertekuk lutut masuk ranking di bawah Rachmadi. 

            Menakjubkan!

            Dari sini terbukti bahwa, kalau Rachmadi mendalami Arsitektur maka dengan mudah dia menyerap ilmu-ilmu arsitektur dan dengan mudah pula dia menyampaikannya dalam suatu bentuk penyajian.

            Setelah dia lulus, Rachmadi bekerja di berbagai perusahaan dan lalu membuat usaha sendiri di bidang CAD (Computer Aided Design) Service dan Pelatihan CAD. Yang semua jabatan dalam perusahaan-perusahaan maupun usahanya sendiri tidak sebagai Arsitek. Hanya saja pekerjaannya masih berhubungan dengan Arsitek. 

            Heran ya ..., memang terkadang kesempatan tidak berpihak kepada bakat seseorang. Terkadang ada seorang Marketing dalam suatu perusahaan ternyata dia seorang Sastrawan yang hobinya menulis. Terkadang seorang sopir taksi yang ternyata dia seorang sarjana. Ya itulah taqdir dari Allah Subhana wa Ta'ala.

            Baik, kita balik lagi, disela-sela pekerjaannya yang bukan sebagai Arsitek tersebut, Rachmadi mencoba melamar sebagai Dosen Arsitektur di kampusnya dulu. Langsung diterima, dan dia tahu ini bukan semata-mata pertemanan, karena Ketua Jurusan Arsitektur ISTN adalah temannya dulu satu angkatan. Namun, ini semata-mata prestasi yang telah dia ukir waktu lulus dulu sebagai yang terbaik. Ya, mungkin kalau dia dulu tidak lulus yang terbaik belum tentu diterima di Arsitektur ISTN sebagai Dosen sederajat dengan dosen-dosennya dulu waktu Rachmadi masih kuliah.


    
        Kita lihat, Rachmadi dari awal lulus sampai dia menjadi Dosen ternyata tidak satu proyek desain pun dia dapatkan, walaupun hanya rumah tinggal. 

            Kemudian dalam perjalananan kariernya menjadi Dosen suatu saat kakaknya menghubunginya, bahwa kakaknya itu akan membuat suatu rumah tinggal dengan konsep "Kenangan Masa Lalu bersama Nenek di Kampung Halaman". 

            Maka, akhirnya jadilah "Rumah Kenangan" di Jalan Tebet Barat X, Jakarta. Kakaknya dan kontraktornya sangat senang dengan wujud hasil rumah itu ketika berdiri. Rumah dengan suasana "njawani" di kampung halaman di tengah hiruk pikuk Metropolitan. Rumah dengan suasana taman khas "ndeso jawa" yang penuh dengan tanaman hijau di tengah-tengah polusi Ibukota Negara.

            Tidak sampai disitu saja, setelah itu berdatangan media-media untuk meliput dan dimasukkan sebagai artikel khusus. Media-media itu seperti : Majalah Property, Majalah Griya Asri, Majalah Femina, Majalah Idea Edisi Khusus Rumah Etnik dan juga Indosiar TV, Trans TV, SCTV, dan Metro TV.

            Luar biasa !

            Padahal ini desain hasil karya yang pertama Rachmadi ... hmmm baru pertama saja begini apalagi kalau berikutnya yang ditambah dengan pengalaman-pengalaman yang lebih matang lagi? Saya tidak menjunjung dan menyanjung Rachmadi secara berlebihan. Ini adalah fakta!

            Lalu selanjutnya bagaimana karier Rachmadi di bidang arsitektur ini? berarti dia sudah punya modal untuk menapak kepada prestasi yang lebih tinggi dan bagus lagi. 

            Oh, ternyata tidak ... kembali kepada taqdir dan realitas kesempatan tidak selalu datang dengan mulusnya. Rachmadi tidak mendapatkan pesanan arsitektur akibat karyanya masuk media-media informasi. Malah Media-media itulah yang diuntungkan, dengan adanya bahan berita yang unik.

            Akhirnya Rachmadi 'melacurkan' dirinya. Dia berkhianat  terhadap profesinya. Dia coba menjadi pengajar private CAD dari rumah ke rumah, dari mahasiswa satu ke mahasiswa yang lain. Bahkan Rachmadi mencoba berdagang herbal dan madu. Yang penting halal, kenapa harus malu. Tapi di tengah kesibukan dagangnya itu Alhamdulillah dia mempunyai kegiatan sosial yang menyejukkan. Dia menjadi pengajar dan bagian pemeliharaan bangunan pondok pesantren untuk anak-anak di Rumah Belajar Ibnu Abbas, Depok.

        Waktupun melesat, akhirnya Rachmadi dan keluarga pindah ke daerah Magelang oleh karena suatu sebab. Yaitu ingin dekat dengan tempat sekolah (pondok pesantren) anak-anaknya agar mudah bila ingin menjenguk anak-anak. Ini dikarenakan Pondok Pesantren anak-anaknya berada di daerah Jawa Tengah.

            Tiada disangka-sangka, malahan di daerah inilah profesi Arsitek dia lebih dikenal. Maka terwujudlah Rumah Putih di Jogja, Rumah Kelapa di Muntilan, dan rumah-rumah lainnya yang terus antri minta di desain. Akan tetapi, kesemua itu tentu jauh dari prestasi yang telah diukir arsitek-arsitek terkenal Indonesia seperti Ahmad Djuhara, Adi Purnomo, Eko Prawoto, Adi Wicaksono, Yori Antar, dan sebagainya.

            Apa yang telah terjadi, ini semua adalah dikarenakan kesempatan yang tidak berpihak pada Rachmadi. Usia berjalan terus. Dan prestasi Rachmadi tidak bisa mengejar ketinggalan waktu yang telah ditaqdirkan melewati padanya. Dan, kalau masalah kecenderungan (bakat), Anda sudah tahu semua dari cerita di atas bukan?

            Nah, sekarang tinggal Anda bagaimana maunya. Mau ber Hubungan Kerja mengenai desain rumah Anda di sketsarumah.com dengan Rachmadi atau tidak? Seluruhnya telah aku beberkan, bahwa kecenderungan (bakat) itu memang ada pada sosok Rachmadi Tri Atmojo, hanya saja kesempatan kurang berpihak kepadanya. Dengan kata lain belum rizqinya dia. 

            Terserah kepada Anda, dan Anda pada akhirnya nanti harus tunduk pada taqdir Allah Subhanahu wa Ta'ala jika memang telah ditaqdirkan bahwa Anda akan memesan desain rumah Anda kepada Rachmadi. Karena rizqi dia telah ditetapkan dan tak bisa tertukar ataupun dia tidak bisa merebut rizqi orang atau Arsitek lain.

            Rezeki mah kagak kemane!


Eksplorasi Imaji Desain Rumah

Ikuti yuk! KLIK /TAP:
Telegram: https://t.me/sketsarumah_com
Twitter: https://twitter.com/sketsarumah_com

 
Mau tahu Studionya ?
Silahkan klik http://www.sketsarumah.com/p/studio.html

Atau mau tahu langsung hasil-hasil karyanya ?
Silahkan klik http://www.sketsarumah.com/p/karya.html


            Silahkan berkomentar untuk menjalin persahabatan di dunia maya. Komentar Anda adalah kehormatan bagi saya. Marilah menghidupkan kekayaan hati. Peristiwa biasa terkadang adalah sesuatu yang besar, sangat mendasar dan perlu dipersoalkan. 
            Terima kasih telah menghentikan kesibukan Anda untuk berkunjung.